BusinessUpdate – Mazda Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia. Untuk itu, perseroan akan membangun stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di berbagai dealer hingga membangun fasilitas daur ulang baterai EV.
Chief Operating Officer PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) Ricky Thio mengatakan, rencana pembangunan infrastruktur kendaraan listrik akan dimulai pada kuartal I/2025. “Kami pikirkan untuk [dealer Mazda] yang di daerah Jabodetabek terlebih dahulu, baru setelahnya mulai di wilayah Bali,” jelas Ricky, dikutip Selasa (3/12/2024).
Ia mengatakan, Mazda juga akan menggandeng pihak ketiga untuk membangun fasilitas daur ulang dan pengolahan limbah baterai mobil listrik di Indonesia. “Kami sudah pikirkan sampai ke arah sana, bagaimana penanganan limbahnya seperti apa, kami kolaborasi dengan pihak ketiga. Bagi Mazda, kami harus dari hulu ke hilir, tidak sekadar jualan,” katanya.
Ricky belum dapat membeberkan secara terperinci terkait siapa perusahaan pihak ketiga yang digandeng Mazda untuk mengelola baterai EV tersebut. Di fasilitas tersebut, baterai mobil listrik Mazda yang sudah berusia 8 tahun pemakaian akan didaur ulang kembali.
Sebagai informasi, Mazda resmi meluncurkan mobil listrik MX-30 senilai Rp860 juta on the road (OTR) Jakarta pada November 2024. Menilik spesifikasi singkatnya, Mazda MX-30 menggunakan e-Skyactiv dengan motor yang diklaim dapat menghasilkan tenaga 107 kW (145 PS) dan torsi 271 Nm, serta memiliki port pengisian cepat CCS2.
Sayangnya, baterai lithium-ion berkapasitas 35,5 kWh Mazda MX-30 hanya mampu melaju pada jarak tempuh yang relatif pendek, yaitu sejauh 200 kilometer saja. Meskipun jarak tempuh relatif pendek, Mazda mengedepankan sisi desain pada mobil listrik MX-30 yakni Kodo Design yang tampak elegan, serta freestyle doors memungkinkan penumpang untuk memiliki akses yang lapang untuk keluar-masuk kendaraan. (ip/jh. Foto: Dok. Mazda)