BusinessUpdate – PT Pertamina (Persero) menyelaraskan program kerja perseroan dengan misi Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, yaitu mencapai swasembada atau kemandirian energi.
“Visi dan misi Pertamina kami selaraskan dengan misi Asta Cita yakni poin 2 kemandirian energi dan poin 5 melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk nilai tambah,” kata Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Selasa (3/12/2024).
Dalam mendukung program swasembada energi, Pertamina akan menjalankan berbagai program strategis seperti peningkatan lifting migas, pembangunan infrastruktur gas, pembangunan kilang domestik, pengembangan energi hijau, dan hilirisasi industri domestik.
Sementara itu, Wakil Direktur Utama Pertamina Wiko Migantoro mengatakan Pertamina berkomitmen menjaga ketahanan energi nasional serta sekaligus berkontribusi kepada negara dan memberikan manfaat kepada masyarakat Indonesia. “Bisnis Pertamina terintegrasi dari hulu ke hilir dan berfokus pada upaya untuk memastikan ketersediaan energi nasional,” ujar Wiko.
Menurut Wiko dalam mewujudkan ketahanan energi nasional, Pertamina terus meningkatkan produksi migas. Pada periode 2020–2023 produksi minyak dan gas (Migas) Pertamina tumbuh sebesar 7% per tahun. “Secara nasional, Pertamina berkontribusi dari hulu migas sebesar 69% untuk minyak dan 34% gas,” terang Wiko.
Wiko menambahkan, untuk mendistribusikan energi di hulu migas ke seluruh Indonesia, Pertamina memiliki Subholding Gas dan Commercial & Trading. Subholding Gas Pertamina memiliki jaringan pipa transmisi sepanjang 5.900 km dan pipa distribusi 27.000 km. Sedangkan Subholding Commercial & Trading Pertamina memiliki jaringan BBM hingga mencapai 15.000 retail points.
“Distribusi energi ke seluruh Indonesia secara merata juga didukung Subholding Integrated Marine Logistics untuk memperkuat rantai suplai dari hulu hingga ke konsumen,” ujar Wiko.
Menurut Wiko, Pertamina juga telah menerapkan sistem digital secara solid dari hulu ke hilir. Pertamina telah menuntaskan digitalisasi penyaluran solar sebesar 100%, sedangkan Pertalite terus berproses begitu juga dalam penyaluran LPG. Dengan digitalisasi, penyaluran subsidi energi menjadi lebih tepat sasaran.
Pimpinan Komisi VI DPR RI Adisatrya Suryo Sulistio menyampaikan bahwa Komisi VI mendukung program kerja strategis Pertamina beserta Subholding 2025 dalam rangka mendukung tercapainya swasembada energi nasional.
Selain itu, Komisi VI juga mendorong Pertamina untuk memastikan distribusi dan keterjangkauan, memperbaiki sistem distribusi BBM dan gas bersubsidi, menjaga kualitas BBM, melaksanakan transformasi bisnis secara berkelanjutan, dan mempercepat proses transisi energi baru terbarukan. (pa/jh)