BusinessUdate – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkapkan alasan penggabungan sejumlah BUMN karya salah satunya karena sering terjadi perebutan tender antar-BUMN Karya.
Adapun Kementerian BUMN berencana mengintegrasikan PT Waskita Karya (Persero) Tbk dengan PT Hutama Karya (Persero), serta PT PP (Persero) Tbk dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengungkapkan, rebutan tender sering terjadi pada proyek-proyek pemerintah, di mana pada akhirnya setiap BUMN Karya “banting harga” untuk bisa memenangi tender tersebut.
“Supaya jangan lagi adu-adu tender, habis-habisan. Mereka (BUMN Karya) itu banting-banting harga yang buat mereka rugi. Itu juga yang membuat industri konstruksi ini enggak sehat,” ujar Arya dikutip dari Kompas, Jumat (19/7/2024).
Ia menambahkan, penggabungan BUMN Karya membuat setiap perusahaan infrastruktur pelat merah akan memiliki fokus bisnisnya. Dengan adanya spesifikasi bisnis yang digarap BUMN Karya masing-masing, tidak akan lagi terjadi persaingan yang merugikan BUMN Karya.
“Semua tahapan yang kita lakukan akan membuat masing-masing (BUMN Karya) punya spesifikasi dan spesialisasi,” kata Arya. Banting-bantingan harga antar-BUMN tidak sehat. Makanya, pemerintah akan melakukan penggabungan.
Terkait proses konsolidasi BUMN Karya, Arya bilang, saat ini masih dalam pembahasan antara Kementerian BUMN dan Kementerian PUPR. Ia pun memastikan bahwa integrasi Waskita Karya dengan Hutama Karya akan rampung tahun ini.
Nantinya, Waskita Karya bakal jadi anak usaha Hutama Karya. Dalam proses integrasi ini, dilakukan audit secara menyeluruh terhadap kedua BUMN Karya tersebut. Audit ini termasuk pula soal aset yang dimiliki BUMN masing-masing. Targetnya selesai tahun ini.
Sebagai informasi, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bakal melebur tujuh BUMN karya menjadi hanya tiga perusahaan. Peleburan atau konsolidasi pun sedang diproses.
Ia menuturkan, Nindya Karya dan Brantas Abipraya akan dilebur ke Adhi Karya. Kemudian, Wijaya Karya atau Wika akan dilebur ke PT PP, serta Waskita Karya dilebur ke Hutama Karya atau HK. (pa/jh)