BusinessUpdate – Ekonomi RI kuartal III/2023 hanya tumbuh 4,94%, turun dibandingkan pertumbuhan ekonomi kuartal II/2023 sebesar 5,17%. Tren pertumbuhan ekonomi Indonesia yang selalu berada di atas 5% selama 7 kuartal pun terhenti.
Pertumbuhan kuartal III/2023 ini meleset dari perkiraan semula, yang diprediksi pada angka 5%. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada sejumlah penyebab tren pertumbuhan ekonomi RI di atas 5% terhenti.
Pertama, karena faktor musiman. Menurut Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, berdasarkan data historis, laju pertumbuhan ekonomi kuartal III memang lebih lambat dari kuartal II.
“Hal ini memang sejalan dengan pola yang terjadi tahun-tahun sebelumnya di mana pertumbuhan ekonomi di triwulan III selalu lebih rendah dari triwulan II kecuali tahun 2020 ketika terjadi pandemi Covid 19,” jelas Amalia, dalam konferensi pers, Senin (6/11/2023).
Faktor kedua, ekspor terkoreksi Adanya penurunan sumber pembentuk PDB. Tercatat kinerja ekspor yang memiliki distribusi sebesar 21,6% turun 4,26% dan impor yang memiliki distribusi negatif 19,57% turun 6,18%. Terkoreksinya sumber pertumbuhan net ekspor selaras dengan kinerja dagang nasional yang melemah. Hal ini utamanya dipicu oleh normalisasi harga komoditas ekspor unggulan Tanah Air seperti batu bara, minyak kelapa sawit, serta besi dan baja.
Ketiga, kinerja perdagangan internasional. Menurut Amalia, kinerja perdagangan internasional juga berpengaruh terhadap kinerja ekonomi Indonesia. “Penurunan harga komoditas di pasar global berpengaruh terhadap nilai ekspor beberapa komoditas unggulan Indonesia,” kata Amalia.
Sementara itu, faktor keempat adalah konsumsi pemerintah turun. Perlambatan pertumbuhan ekonomi juga disebabkan oleh konsumsi pemerintah. Tercatat konsumsi pemerintah yang memiliki distribusi sebesar 7,16% terhadap PDB turun 3,76%. Hal ini disebabkan oleh penurunan belanja pegawai, belanja barang, dan belanja bantuan sosial.
Walau demikian, BPS mencatat, sumber pertumbuhan ekonomi lain masih menorehkan kinerja positif. Sumber utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, konsumsi rumah tangga (distribusi 52,62%) mencatat pertumbuhan sebesar 5,06%. Kemudian, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) dengan distribusi 29,68% tumbuh 5,77%. Terakhir, lembaga non profit yang melayani rumahtangga (LNPRT) dengan distribusi 1,21% mencatat pertumbuhan sebesar 6,21%. (pa/jh)