BusinessUpdate – PT Bank Permata Tbk (Permata Bank) membukukan laba bersih sebesar Rp3,6 triliun pada 2024 berkat pengelolaan strategi bisnis yang berkelanjutan dan ditunjang dengan penerapan digitalisasi di operasional.
Capaian tersebut didukung dengan pendapatan operasional sebelum provisi (PPOP) yang tumbuh sebesar 4% dan perbaikan kualitas kredit di tahun 2024.
“Pencapaian ini juga ditopang oleh pengelolaan strategi bisnis yang berkelanjutan dan ditunjang dengan penerapan digitalisasi di operasional bank sehingga bank dapat memberikan layanan terdepan bagi nasabah,” ujar Direktur Utama Permata Bank Meliza M. Rusli melalui keterangannya di Jakarta, Sabtu (15/2/2025).
Dengan dukungan serta ekosistem kemitraan yang solid, Permata Bank terus menjalankan komitmennya untuk memperkuat sinergi dengan Bangkok Bank sebagai pemegang saham pengendali.
Kolaborasi ini mengintegrasikan jaringan yang luas dipadu dengan konsultasi bisnis dan finansial bertaraf internasional guna memfasilitasi transaksi lintas negara, investasi, serta kerja sama ekonomi antara Indonesia dan negara-negara ASEAN.
“Tahun 2024 adalah momen penting bagi Permata Bank, dengan perubahan logo yang mencerminkan aspirasi kami untuk “Growing Together” dengan seluruh pemangku kepentingan, serta memposisikan Permata Bank sebagai bank lokal dengan visi regional dan jaringan global. Momen ini semakin diperkuat dengan kinerja yang positif dan pertumbuhan bank secara prudent sepanjang 2024,” terangnya.
Meliza menjelaskan, pertumbuhan bisnis terus berlanjut, tercermin pada rasio Loan-to-Deposit (LDR) yang meningkat ke level 83% dibandingkan 75% pada 2023. Total Aset Bank tumbuh 0,6% menjadi Rp259 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Dari sisi pendanaan, total simpanan nasabah tercatat sebesar Rp185 triliun di tahun 2024, dengan rasio CASA di level 55%. Sementara, rasio Cost-to-Income (CIR) yang semakin efisien menjadi 50% di tahun 2024 dibandingkan dengan tahun 2023 sebesar 52%, didukung oleh disiplin dalam penerapan manajemen biaya secara konsisten disertai adaptasi cara kerja digital yang lebih agile.
Lebih lanjut, penyaluran kredit kepada masyarakat naik 9% secara tahunan (yoy) menjadi Rp155 triliun dibandingkan tahun sebelumnya, terutama dikontribusikan oleh segmen Korporasi yang tumbuh sebesar 12% (yoy) menjadi Rp89 triliun, diikuti pertumbuhan segmen komersial dan konsumer, yang masing-masing tumbuh sebesar 6% dan 4% (yoy).
Kualitas aset tercatat semakin sehat yang tercermin pada rasio Gross NPL dan Loan at Risk (LAR), masing-masing pada level 2,1% dan 7,9 %, membaik dibandingkan dengan 2,9% dan 8,7% di periode yang sama tahun lalu.
Lebih lanjut, Permata Bank terus menjaga kebutuhan cadangan atas potensi penurunan risiko kredit secara konservatif, tercermin dari rasio NPL coverage dan rasio LAR coverage masing-masing di level 375% dan 97%. Upaya restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset tetap dilakukan Bank dalam melakukan penyelesaian kredit bermasalah.
Rasio permodalan Permata Bank saat ini masih merupakan salah satu yang terkuat diantara bank-bank komersial terbesar di Indonesia, dengan rasio CAR dan CET-1 Bank tercatat masing-masing sebesar 35% dan 26% di akhir tahun 2024. Hal ini menjadi struktur yang kokoh untuk mendukung strategi-strategi prioritas Bank di masa depan.
Selain itu, pada 2024, Permata Bank melalui Permata Hati meluncurkan inisiatif tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) bekerja sama dengan WWF-Indonesia melalui program #SayangiBumi #DenganHati untuk Bukit Tigapuluh, Jambi, dengan fokus pada pelestarian ekosistem satwa liar khususnya habitat gajah Sumatra, reforestasi melalui penanaman bibit pohon, dan peningkatan ekonomi masyarakat sekitar.
“Permata Bank juga memperkenalkan program Adopt-A-Tree untuk mendukung reforestasi, di mana nasabah, mitra dan masyarakat luas dapat berkontribusi dengan membeli pohon untuk memulihkan hutan dan menyediakan rumah bagi habitat gajah Sumatera,” tutup Meliza. (ip/jh)