BusinessUpdate – PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) masih melakukan studi terkait pengembangan mobil low cost green car (LCGC) dipadukan dengan mesin hybrid electric vehicle (HEV). Mengingat, teknologi hybrid masih terbilang mahal.
Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Nandi Julyanto mengatakan, jika teknologi mesin hybrid disematkan ke LCGC, maka akan berpotensi menaikkan harga jual mobil tersebut.
Meskipun tahun ini mobil hybrid mendapatkan insentif pajak penjualan atas barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) sebesar 3%, TMMIN belum berencana untuk memproduksi LCGC hybrid secara lokal di pabrik perseroan yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat.
“Kalau tahun ini belum, tetapi kami pokoknya kembali lagi ya, istilahnya kan sekarang kalau LCGC ditambahkan hybrid pasti harganya naik. Nah, kalau harganya naik kan pasti tidak masuk ke kategori LCGC,” ujar Nandi di JIExpo Kemayoran, Jakarta pada Jumat (14/2/2025).
Toyota akan memasarkan produknya secara bertahap sesuai dengan segmentasi kelas calon konsumen di Indonesia. “Sehingga ya sebenarnya semakin volumenya semakin besar, nanti harganya akan makin turun, selalu begitu kan. Tahapannya ada dari premium dulu, kemudian Innova, Yaris Cross, kemudian nanti yang berikutnya Avanza, step by step,” jelasnya.
Nandi pun mengatakan, saat ini TMMIN tengah melakukan tahap studi terkait potensi pasar LCGC di Indonesia. “Kalau kami cuma ambil dari Jepang ya ada, tetapi kan belum tentu cocok dengan Indonesia. Jadi nanti kami tidak cuma studi itu saja, misalnya nanti plug in hybrid juga kami studi,” tegasnya.
Mengacu laman resmi Toyota, harga LCGC New Calya sebesar Rp169,6 juta, disusul New Agya Stylix dibanderol mulai Rp200,6 juta, dan Agya GR Sport seharga Rp236,9 juta. (rn/jh. Foto: Dok. Toyota)