BusinessUpdate – Perekonomian Indonesia pada 2022 tumbuh 5,31% berkat kinerja ekspor yang melonjak 16,28%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan ekonomi Indonesia sepanjang 2022 tumbuh 5,31% secara tahunan (year on year/yoy), tertinggi sejak 2013.
Data BPS mencatat, ekonomi Indonesia pada 2013 mencapai 5,56%. Setelah itu pertumbuhan melambat dan tahun ini kembali menguat setelah pada 2020 sempat kontraksi 2,07%.
“Pertumbuhan 2022 sebesar 5,31% ini tertinggi sejak 2013 yang saat itu 5,56%,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (6/2).
Adapun pertumbuhan ekonomi 2022 sangat kuat sejalan dengan realisasi kuartal I hingga IV yang tumbuh konsisten di atas 5%. Pada kuartal I tumbuh 5,02%, lalu pada kuartal II naik menjadi 5,46% dan di kuartal III melonjak 5,73%, hingga di kuartal IV tumbuh 5,01%.
Pertumbuhan ekonomi 2022 tumbuh tinggi ditopang oleh kinerja ekspor yang kinclong, naik 16,28% dan juga impor 14,75%. Kinerja ekspor ini didorong oleh kenaikan harga komoditas unggulan Indonesia di pasar internasional sepanjang tahun lalu.
“Ekspor meningkat karena kenaikan harga komoditas unggulan, diantaranya batu bara, minyak mentah, dan gas alam,” jelasnya.
Sedangkan, impor yang tinggi ditopang oleh kenaikan impor barang modal dan bahan baku. “Ini mengindikasi permintaan sektor produksi domestik menunjukkan penguatan,” jelasnya.
Konsumsi rumah tangga yang memberikan andil paling tinggi ke pertumbuhan ekonomi juga terus menguat yakni 4,93%.
Kemudian investasi (PMTB) juga naik 3,87% sepanjang tahun lalu. “Pertumbuhan PMTB dipengaruhi oleh seluruh jenis barang modal, terutama jenis mesin dan kendaraan,” katanya.
Sementara, jika dilihat berdasarkan wilayahnya, pertumbuhan ekonomi masih terpusat di pulau Jawa dan Sumatera. Di mana Jawa tumbuh 5,31% dengan andil 56,48% dan Sumatera tumbuh 4,69% dengan andil 22,04%.
Sedangkan, Kalimantan tumbuh 4,94% dengan andil 9,23% terhadap PDB nasional, dan Sulawesi tumbuh 7,05% dan andil 7,03%.
Sedangkan, Bali dan Nusa Tenggara tumbuh 5,08% dan andil 2,72%. Lalu, Maluku dan Papua tumbuh paling tinggi 8,65%, namun andilnya paling rendah hanya 2,50% terhadap perekonomian nasional. (rn/jh)