BusinessUpdate – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN batal mengakuisisi PT Bank Muamalat Indonesia. Namun, manajemen BTN bungkam soal asalan pembatalan itu.
Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI mengatakan, perseroan tidak akan melanjutkan proses akuisisi Bank Muamalat.
“Kami tidak akan meneruskan aksi akuisisi Bank Muamalat dengan berbagai alasan yang bisa kami sampaikan pada saat (rapat) tertutup, kami tidak akan meneruskan,” ujarnya di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (8/7/2024).
Nixon mengatakan keputusan itu memang belum diumumkan perseroan melalui keterbukaan informasi. Akan tetapi, keputusan itu telah disampaikan kepada pemegang saham utama perseroan, yakni pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Kami juga sudah konsul ke pemegang saham dalam hal ini Pak Menteri (BUMN) dan Wamen dan kami juga sampaikan ke OJK,” kata Nixon.
Sebagai informasi, kabar batalnya akuisisi Bank Muamalat oleh BTN telah berhembus sejak beberapa waktu lalu. Kedua pihak dikabarkan sulit mencapai kata sepakat sehingga memilih melanjutkan agendanya sendiri.
Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Sutan Emir Hidayat mengatakan, BTN kembali fokus menyapih unit usaha syariah (UUS) sebagaimana perintah Undang Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK) terhadap UUS yang asetnya sudah melampaui 50% dari nilai aset induk untuk berdiri sendiri atau menjadi Bank Umum Syariah.
Sementara itu, Bank Muamalat melanjutkan agenda konsolidasi dan mencari partner strategis antara lain melalui initial public offering (IPO). “Saat melakukan due diligence, kedua pihak mungkin merasa tidak memiliki visi yang sama dan akhirnya memilih strategi berbeda,” katanya.
Ia menambahkan, visi yang dimaksud terkait dengan strategi pengembangan bank syariah hasil merger. BTN mungkin akan membawa bisnis model yang sangat fokus pada ekosistem perumahan. Di sisi lain, banyak pihak berharap Bank Muamalat melanjutkan strategi yang sudah dirintis oleh para pendirinya.
Setelah gagal mengakuisisi Bank Muamalat, BTN pun menyiapkan dana untuk mendukung aksi spin off tersebut. Nixon mengatakan, perseroan menyiapkan dana sebesar Rp1,5 triliun – Rp6 triliun untuk mendukung ekuitas UUS BTN atau BTN Syariah. Penyertaan modal itu masuk ke dalam daftar aksi korporasi perseroan yang bakal dilaksanakan pada semester I/2025.
“Kami juga sedang menyiapkan spin off UUS Rp1,5 triliun sampai Rp6 triliun total kapitalnya,” jelasnya. Aksi korporasi itu dilakukan untuk mendukung modal inti BTN Syariah. Dengan demikian, BTN Syariah dapat tetap tergolong ke dalam Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II, yakni bank dengan modal inti antara Rp1 triliun – Rp5 triliun. (rn/jh)